Kamis, 24 Februari 2011

MENGAKRABI AL-QUR'AN

Oleh: Imam Setyono

Pengantar:
Saya amat mengapresiasi respon saudara Imam Setyono atas catatan yang saya rilis bertajuk BERITA AKTUAL (BRUTAL?). Lantaran respon dan apresiasi itu bernilai edukatif bagi kita, berikut ini saya turunkan tulisan yang menurut pertimbangan saya mencerahkan.

Mencermati berita di atas kita amat prihatin sekaligus mengelus dada. Betapa masalah-masalah SARA menjadi teramat rawan dan rentan untuk disikapi. Ada harmoni yang terganggu. Dan ini memang benar-benar menyulut rasa dan emosi.Dalam hal seperti ini izinkan saya memaparkan empat hal yang merupakan link dari semuanya itu.A) Al Qur'an dan kemukjizatannya, B) Sifat dasar manusia, C) Akar masalah, dan D) Sikap kita.

A. Al Qur'an dan kemukjizatannya

Mukjizat adalah karunia Tuhan yang diberikan kepada utusan-Nya yang bersifat extra-ordinary. Ini sebagai hujah bahwa dia benar-benar seorang Nabi/Rasul/Utusan dari Tuhan sebagai pengingat sekaligus pencerah. ...Oleh karena mukjizat, maka mau tidak mau harus diuji sesuai dengan eranya. Dan setiap Rasul mengalami hal itu.Seperti Era Nabi Musa, yang banyak ahli sihir zaman Fir'aun, maka Musa diberi tongkat yang menafikan kekuatan sihir.Demikian pula halnya Nabi Isa yang terkenal dalam hal ketabiban. Maka Nabi Isa pun diberi kemukjizatan bisa menyembuhkan orang sakit (lepra/kusta) dan bahkan bisa menghidupkan orang yang mati.Dizaman Nabi Muhammad lain lagi. Bahasa dan sastra yang diagung-agungkan. Dan Tuhan mengirimkan Al Qur'an sebagai jawaban..!Kiranya sebagai sebuah mukjizat Al Qur'an tentu saja menghadapi tantangan dan hambatan. Namun setiap kali hal itu terjadi, tidak menambah lemah namun menjadi sebuah hikmah dan semakin kuat saja.Kita lihat1. Di awal Khalifah Abu Bakar, saat Perang Yamamah. Dimana 50 Hafiz/ Penghapal Al Qur’an/ terbunuh. Hal itu menjadi inspirasi untuk mengumpulkan semua mushaf-mushaf yang tercecer lalu dibukukan saat Khalifah Utsman bin Affan dengan dipandegani oleh sahabat Zaid bin Tsabit sebagai pimpinannya.2. Di era modern ini kita melihat sepak terjang dari Salman Rushdie dalam “Satanic Verses” pun Ali Sina yang mengungkapkan kelemahan Al Qur’an. Namun justru usaha-usaha mereka itu tidak ada efeknya malah memperkuat bahwa Al Qur’an benar-benar wahyu Tuhan.Kebenaran yang mempertegas tantangan Al Qur’an sendiri secara bertahap

Pertama, menantang siapapun yang meragukannya untuk menyusun semacam Al Qur’an secara keseluruhan QS Ath-thuur 52:34."Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al Qur'an itu jika mereka orang-orang yang benar"

Kedua, menantang untuk menyusun sepuluh surah semacam Al Qur’an (QS Huud 11:13)."Bahkan mereka mengatakan 'Muhammad telah membuat-buat Al Qur'an itu'Katakanlah: "(Kalau demikian), maka datangkanlahsepuluh surat-surat yang dibuat yang menyamainya dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar."

Ketiga, menantang untuk menyusun satu surah saja (QS Yunus 10:38). "Atau (patutkah) mereka mengatakan 'Muhammad membuat-buatnya'Katakanlah: "(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpama dan panggillah siapa-siapa yang dapat kami panggil (untuk membuatnya) selain allah, jika kamu orang-orang yang benar."

Keempat, menantang untuk menyusun sesuatu seperti atau lebih kurang sama dengan Al Qur’an. (QS Al Baqarah :23)"Dan jika kamu (tetap0 dalam keraguan tentang Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad0. Buatlah satu surat (saja) yang semisalAl Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.

Alih-alih mereka bisa malah mendakwakan yang bukan-bukan. Bukti dan penegasan dari apa yang tersurat dalam Al Qur’an QS 17: 38“Katakanlah (wahai Muhammad) sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan mampu berbuat yang serupa dengannya, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain”

Walaupun Al Qur’an menjadi sebuah mukjizat, bukti kebenaran dari Nabi Muhammad saw tapi fungsi utamanya adalah menjadi“petunjuk untuk seluruh unmat manusia”.Petunjuk yang dimaksud adalah petunjuk agama atau yang biasa disebut syari’at yang dalam pengertian kebahasaan selain “norma/hokum/aturan” juga berarti “Jalan menuju sumber air”.Jasmani manusia, bahkan seluruh makhluk hidup membutuihkan airdemi kelangsungan hidupnya.Ruhaninya pun membutuhkan “air kehidupan” atau “air hayati”Disini, syariat mengantarkan seseorang menuju itu. Karenanya tak heran mereka yang sering membaca, mengaji, tadarrus Al Qur’an, wajahnya akan berkilau-kilau sebagai gambaran dari jiwanya yang tercelup air hayati tersebut.

B. Sifat Dasar Manusia
Manusia mempunyai dua dimensi kepribadian.1. Al-bu’dul malakut (dimensi kemalaikatan) yang berasal dari alam malakut.Ada satu bagian dalam diri kita yang membawa kita ke arah kesucian, mendekatkan diri kepada Tuhan. Di...mensi ini mendorong kita untuk berbuat baik, membuat kita tersentuh oleh penderitaan orang lain dan mengajak kita untuk membantu mereka yang memerlukan bantuan. Dengan kata lain dimensi ini adalah SISI KEBAIKAN yang ada dalam diri manusia.2. Al-bu’dul bahimi (dimensi kebinatangan).Dimensi inilah yang mendorong penderitaan orang laindan menimbulkan rasa iri kepada orang lain yang lebih beruntung. Dimensi ini juga menggerakkan kita untuk marah dan dendam kepada sesame manusia. Inilah SISI KEBURUKAN dalam diri manusia.

Jika dimensi kemalaikatan membawa manusia dekat kepada Allah sebaliknya dimensi ke binatangan membawa manusia dekat dengan setan. Setan sebenarnya tidak mempunyai kemampuan untuk menyesatkan manusia kecuali kalau manusia membantunya dengan membuka sisi kebinatangan. Karena itulah, setan pernah berjanji di hadapan Allah.“Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka (manusia) semua; kecuali hamba-hambaMu yang ikhlas” (QS Shad: 82:83)

Sebenarnya yang bisa disesatkan oleh setan adalah hamba-hamba Allah yang membuka sisi kebinatangan. Al-Ghazali menyebut sisi ini sebagai pintu gerbang setan atau madaakhil al-syaithan.

Bila orang sering membuka pintu gerbang kebinatangannya, setan dapat masuk melakukan provokasi di dalamnya. Oleh karena itu, bagian kebinatangan yang ada dalam diri manusia sering disebut dengan pasukan setan. Melalui pasukan setan inilah, setan dapat mengarahkan manusia untuk berbuat buruk..!

Dua dimensi ini, malakut dan bahimi, terus menerus bertempur dalam satu peperangan yang abadi yang dalam Islam disebut dengan al-jihad al-akbar. Tugas kita adalah memperkuat al-bu’dul malakut. Ada dua hal yang harus dilakukan manusia agar ia dapat memenangkan pertempuran agung itu, yaitu salat dan sabar.Seperti yang termaktub dalam QS Al Baqarah : 45“Minta tolonglah kamu (dalam jihad akbar ini) dengan melakukan shalat dan sabar. Sesungguhnya itu berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk”

Shalat pasti kita lakukan. Bagaimana dengan sabar?Tentu bila kita bicara sabar tak luput dari kata emosi. Psikolog akhir-akhir ini mulai menoleh pentingnya mengelola emosi. Apa yang kita kenal Emotional Quotion/ EQ. Sebab disadari emosi sangat menentukan kebahagiaan dan penderitaan manusia.

Emosi juga sangat mempengaruhi kehidupan manusia ketika mengambil keputusan. Tidak jarang suatu keputusan diambil hanya melalui emosi. Menimbulkan dampak suka duka dan sengsara yang berkepanjangan diakhirnya. Penyesalan dating di akhirnya setelah dia mengotak-atik rasionya/akal sehatnya. Padahal bila diukur IQnya di atas 125. Demikian pula bila kita bicara tentang kesuksesan. Adalah mereka-mereka yang pandai mengelola emosinya.

Ada joke yang berbunyi “When smart is dumb” (Ketika orang cerdas menjadi bodoh) Joke yang mengatakan bahwa orang Amerika yang memiliki kecerdasan / ber IQ di atas 125 umumnya bekerja pada orang yang memiliki kecerdasan rata-rata 100. Artinya orang yang cerdas umumnya menjadi pegawai orang yang lebih bodoh dari dia. Dan jarang sekali orang yang cerdas secara intelektual sukses dalam kehidupan. Malah orang-orang biasalah yang sukses dalam kehidupan.

Dalam Islam kemampuan mengendalikan emosi dan menahan diri itu disebut sabar. Orang yang paling sabar adalah orang yang paling tinggi kecerdasan emosionalnya. Ia biasanya tabah dalam menghadapi kesulitan. Ketika belajar, orang ini tekun. Ia berhasil mengatasi berbagai gangguan dan tidak memperturutkan emosi. Ia dapat mengendalikan dirinya. Dengan kata lain, ia menutup al ba’dul bahimi dan membuka al ba’dul malakut. Itulah orang yang benar-benar sukses dalam kehidupan di dunia atau di akhirat.

C. Akar Masalah
Kembali pada permasalahan di atas. Apa yang dilakukan Pendeta Terry Jones, yang awal pemicu gerakan pembakaran Al Qur’an, bila kita melihat pemberitaan-pemberitaan tak lain dari keresahannya pada dua hal:
1. Perkembangan Islam... yang begitu pesat di Amerika
2. Pendirian Masjid di Area
Pengeboman Nine One OneLalu diambillah inisiatif untuk melakukan hal itu dengan harapan apa yang diresahkan itu tertuntaskan/didengar. Ya dia memang sudah didengar. Tapi tidak dalam ranah “famous” (didengar karena hal-hal yang baik) tapi “notorious” (didengar karena hal-hal yang buruk).

D. Sikap Kita
Dari uraian yang telah dipaparkan telah jelas bahwa apa yang diinginkan oleh Pendeta Terry Jones lalu dilakukan membabi buta oleh pendeta Bob Old dan Danny Allen hanyalah membuka pintu-pintu al ba’dul bahimi.Provokasi yang ujun...g-ujungnya memperuncing permusuhan yang abadi. (Disinilah setan itu bekerja)Padahal bukan untuk itu kita diciptakan di dunia.Disinilah faktor kesabaran kita benar-benar di uji.Mungkin kita akan melakukan demo sebagai tekanan persuasi bagi pemerintah USA. Dan itu memang sudah kita lakukan dan ditindak lanjuti oleh Presiden kita, meski ada oknum seperti pendeta Bob Old dan Danny Allen.Dan tidak pertumpahan darah. Yang negara kita sendiri pernah mengalami lembar hitam. Ingat peristiwa G 30 S PKI, dimana membakar habis Al Qur'an yang ada dimusholla lalu menggorok orang-orang yang sedang shalat. Dan terjadilah GESTOK (GErakan SaTu Oktober) yang menimbulkan trauma turun temurun bagi anak bangsa.Barangkali kita perlu belajar lebih lagi kepada tauladan kita Nabi Muhammad saw. Saat disakiti, dilempari batu oleh penduduk Tha’if. Dan malaikat datang menawarkan untuk membalikkan gunung pada kota itu. Bayangkan sampai malaikatpun geram karena sikap penduduk tersebut. Tapi apa jawaban Nabi.“Jangan, mereka tidak mengerti..!” Sebuah jawaban yang memang mencerminkan kehadiran Nabi merupakan rahmatan lil alamin.Dan penegas dari QS Al Baqarah : 45“Minta tolonglah kamu (dalam jihad akbar ini) dengan melakukan shalat dan sabar. Sesungguhnya itu berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk”.

Penutup
Dari hal tersebut, saya yakin ada hikmah dibaliknya. Justru memperkokoh Islam disana. Banyak yang tertarik mengupas isi Al Qur'an. Membuat pemahaman yang lebih baik. Seperti peristiwa saat Perang Yamamah. Dan kitapun terketuk untuk r...ajin mengaji pun mengkajinya dan mempersiapkan anak-anak kita memahami Islam sebagai rahmatan lil 'alamin.Semoga.Terima kasih Prof.

Salam..:))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar