Kamis, 24 Februari 2011

INTERMEZO DAM

NONTON  BARENG (NOBAR)
BUKA BARENG (BUBAR)
DAN PEPAYA GANTUNG


INI kisah kasih sepasang remaja yang sedang kasmaran. Sepasang remaja ini lagi demen menjaga kebersamaan yang dilandasi rasa cinta, setia, dan sekata. Sahdan, suatu malam Minggu yang seru, nyaris saja terjadi adegan saru. Lelaki itu melepas sarungnya, perempuan melepas gaunnya. Lelaki melepaskan burung kesayangannya, si wanita tertawa melihat burung pacarnya nyangkut di jendela. Berderailah tawa mereka  berdua saat si wanita menggoda dengan nyanayian masa kanak-kanak "Burung kakak dua, hinggap di jendela. Kakak sudah tua, burungnya juga tua. Tledung, tledung, tledung wakakak. Tledung, tledung,tledung wakakak kakak sudah tua".

MEREKA setelah puas tertawa bernyanyi dan berhaha hihi sepakat untuk nonton bareng (NOBAR). Berjalanlah pasangan yang sedang asyik pacaran ini ke bioskup. Tapi lantaran duit pas-pasan, disepakati nonton layar tancap saja. Setelah usai nonton,layar sudah digulung, tinggal ada satu hal yang nancap. Apakah itu? Apakah yang nancap itu? (SENSOR BERLAKU).

Esok harinya, mereka berdua sepakat menghadiri acara buka puasa bareng teman (BUBAR). Adzan Magrib lantang berbunyi dari lounspeaker mushala. Suara adzan yang lantang itu persis dengan suara teriakan cacing perut yang luuaapar buaanget. Lelaki itu tak sabar, tangannya meraih gelas minuman, langsung meminumnya. Rupanya yang diminum itu cuka empek-empek Palembang. Karuan saja, dia meringis, bahkan sampai menangis sembari memegang perutnya yang pedih dan perih. Seperti Chairil Anwar barangkali, lelaki itu berseru "Maju, serbu, serang, terjang" sembari tangannya kembali menjangkau makanan yang terhidang. Cilaka tiga belas, dasar sial, saat menggigit bakwan, tergigit pula cabe rawit yang ditancapkan di tubuh bakwan (bakwan lho, bakwan, bukan perawan) itu. Lelaki itu tentu saja tulung-tulung, lalu berlari sembari berteriak "luka dan bisa kubawa berlari, berlari hingga hilang pedih dan perih, dan aku akan lebih tidak peduli akan kusikat pepaya gantung di kebun orang". Demikianlah kisah NOBAR, BUBAR, DAN PEPAYA GANTUNG. Tulung, sekarang kembalikan sarung pemuda itu. Kasian, dia tak punya ganti lagi (kan burungnya bisa kedinginan tuh?).

(TIDAK BERSAMBUNG LHO, UDAH TAMAT)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar