Jumat, 18 Maret 2011

LELUCON: MENYESAL MENIKAH

Ki Ngawure terhenyak.  Pendidikan OK, harta tidak kurang-kurang. Ledekan teman-teman meluluhkan kepengecutannya. Berani nikah. Ki Ngawuri bukanlah banci sebagimana ditenggrai selama ini. Tetapi, lelaki tulen.

Di pos ronda kampung sehari seusai pesta perkawinan teman-teman Ki Ngawure menggerumuninya.
    “Bagaimana Ki, sukses?”, Phataz mulai menggoda.
    “Masih perawan kan Ki”, Kaia menohok.
    “Dulu, saya gorgi. Saking groginya, salah lobang ... “. Kirwan yang terkenal dengan lawakan joroknya cengingisan. “Tapi, tanpa teori maknyus kok. Menggelegar dan terkapar”.

Melihat Ki Ngawure diam seribu bahasa, Kadil yang pendiam berkesimpulan sendiri. “Sudahlah Ki. Nasib masing-masing orang sudah ditentukan. Terima apa adanya”.

Ki Ngawure yang tidak dapat menebak arah bicara dan nasehat Kadil akhirnya bicara:
    “Bukan apa-apa. Saya menyesal”. 
    “Ha?”, serentak teman-temanya kaget.
    “Apa yang terjadi?”. Phatax mencoba menghibur.
    “Kenapa tidak dari dulu-dulu menikah. Nyaman”.

Salam hangat Jamaah Fesbukiyah (EWA).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar